Minggu, 28 Maret 2010

Bercermin Diri

Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh, sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya, Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya dan bersinar indah di surga sana???
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam

Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya,
Mta inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan....
Menatap Allah, menatap Rasulullah, menatap kekasih-kekasih Allah kelak?
Ataukah mata ini yang terbeliak, melotot, menganga, terburai menatap neraka jahanam...
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama ini?

Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh kerinduan...mengucap Laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang menjemput?
Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur, dengan lengking jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah Zaqum jahanam...yang getir penghangus, penghancur setiap usus
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?
berapa banyak dusta yang engkau ucapkan?
Berapa banyak hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam?
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu?
Betapa jarang engkau jujur
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu

Tatkala kutatap tubuhku
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya....
Bersinar, bersukacita, bercengkrama di Surga??
Atau tubuh yang akan tercabik-cabik hancur, mendidih di dalam lahar membara jahanam, terpasung tanpa ampun, derita yang tak pernah berakhir
Wahai tubuh, berapa banyak maksiat yang engkau lakukan??
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika kutatap hai tubuh
seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu
Apakah hatimu segagah ototmu
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok
Apakah hatimu seindah penampilanmu
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu

Betapa beda...betapa beda...apa yang tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi...
Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi
Aku telah tertipu, aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
Betapa yang indah hanyalah topeng.....
Sedangakan aku....hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu, aku malu ya Allah
Allah....selamatkan aku....Amin ya Rabbal 'alamin

Kamis, 25 Maret 2010

Astagfirullah

Astagfirullah rabbal baraya
Astagfirullah minnal khataya

Hidup di dunia sebentar saja
Sekedar mampir sekejap mata
Jangan terpesona
Jangan terperdaya
Akhirat nanti tempat pulang kita
Akhirat nanti hidup sebenarnya

Barangsiapa Allah tujuannya
Niscaya dunia akan melayaninya
Namun siapa dunia tujuannya
Niscaya'kan letih dan pasti sengsara
Diperbudak dunia sampai akhir masa


Kasih sayang Allah Maha Mempesona
Betapa pun kita mengkhianati-Nya
Tiada terputus curaha nikmat-Nya
Selalu dinanti kembali pada-Nya
Selalu dinanti bertaubat pada-Nya

Allah melihat, Allah mendengar
Segala sikap dan kata kita
Tiada nan luput satupun jua
Allah takkan lupa selama-lamanya
Allah takkan lupa selama-lamanya
Ingatlah maut yang pasti menjemput
Putuskan nikmat dan cita-cita
Tiada tertolak tiada tercegah

Bila ajal tiba pun berakhir sudah
Bila waktu hidup berakhir sudah

Tubuh pun kaku terbungkus kafan
Tiada guna harta pangkat jabatan
Tinggallah ratapan dan penyesalan
menanti peradilan yang menentukan
Menanti peradilan yang menentukan

Wahai sahabat cepatlah taubat
Karena ajal kian mendekat
Takutlah azab yang mengerikan
Siksa jahanam sepanjang zaman
Siksa jahanam sepanjang zaman

Allah pengampun penerima taubat
Walaupun dosa sepenuh jagat
Wahai sahabat cepatlah taubat
Karena ajal kian mendekat
Karena ajal kian mendekat

Aa Gym

Defenisi Hidup

Hidup itu seperti lukisan pointilisme, dibentuk dari titik-titik warna-warni yang tidak saling berhubungan, tetapi jika dilihat dari jarak yang tepat akan menjadi kesatuan yang indah.
Kadang-kadang, kita terlalu dekat, jadinya kita gak bisa nikmatin keseluruhan lukisan dan hanya melihatnya sebagai titik-titik warna-warni tanpa arti.
Ada saat-saat cahaya matahari terlalu memihak warna merah, jadinya merah terlihat lebih memukau. kita terlalu asyik mengagumi warna merah tanpa sadar lukisannya jadi kebanyakan merah.
Pas matahari terbenam dan merah gak segitu indahnya lagi, baru deh kita menyesal. Sayangnya, lukisan kita terlanjur kebanyakan merah.
Kadang-kadang, kita hanya perlu mundur sedikit untuk menikmati keseluruhan lukisan kita, biar nggak menyesal pas matahari terbenam nanti

Senin, 22 Maret 2010

INDONESIA

TENTANG INDONESIA


Aku tidak tahu apa yang harus Aku tulis tentang Indonesia, sungguh aku tidak tahu. Bagiku, ketika ada orang yang bertanya kepadaku apa itu Indonesia, aku serasa kembali menjadi seorang bayi kecil yang ingin mengatakan banyak hal tentang apa yang aku lihat, aku rasakan, dan aku inginkan. Namun, karena aku masih bayi dan gigiku pun baru satu, tiada bisa aku mengatakan sesuatu selain pa, pi, dan pu. Aku hanya berharap orang itu paham tentang apa yang ingin aku sampaikan dari mulut kecilku tanpa menunggu sampai aku menangis atau mengompol terlebih dahulu.
Di mataku, kata Indonesia itu seperti kata cinta. Entah mana yang lebih rumit, aku tidak tahu. Keduanya hampir sama-sama mustahil untuk aku defenisikan. setiap orang yang berbeda, akan mengatakan yang berbeda pula tentangnya. Yang jelas bagiku, aku tidak ingin menunggu sampai aku bisa menjelaskan apa itu cinta dan apa itu Indonesia, untuk mencintai negeriku ini, Indonesia.
Meskipun tak jarang, ia mengecewakan aku.




Minggu, 21 Maret 2010

Valentine

VALENTINE

Katakanlah kepadaku apa itu Valentine, kawan? Ada apa dengan Valentine? Kenapa kalian begitu mengagung-agungkan hari itu? Yakinkan aku bahwa hari itu adalah hari baik. Hari yang patut engkau rayakan. Seperti yang dilakukan semua orang. Jelaskanlah kepadaku kebaikan dan kebenaran yang terkandung di balik hari itu, agar aku juga bisa merayakannya. Bersama Engkau. Bersama semua Orang.
Namun jika engkau tiada bisa menunjukkan kepadaku kebenaran yang terkandung di dalamnya, maka luangkanlah waktumu sejenak untuk membaca tulisanku ini.
Pernahkah engkau tahu bahwa bukan kebenaran yang terkandung pada hari itu, melainkan aib. hari yang engkau sebut sebagai hari kasih dan sayang itu, bukanlah demikian adanya. Pada kelahiran hari itu, bukan kasih maupun sayang yang terlahir dari rahim zaman. Melainkan dua jabang bayi besar bernama syahwat dan nafsu. Dua jabang bayi itu terlahir setelah membantai dengan keji dua jabang bayi lainnya, yaitu akal dan pikiran.
Tahukah engkau bahwa akibat kelahiran mereka, malam itu terjadi banyak sekali perzinahan di mana-mana. Tidak ada lagi pemuda maupun pemudi. Yang ada hanya binatang-binatang yang kawin tanpa rasa malu. Dan semua itu diawali oleh sesosok mahluk yang kini engkau sebut namanya setiap tanggal 14 Februari.
Maka katakanlah kepadaku bahwa hari itu adalah hari baik. Hari bersejarah. Dan ajaklah aku merayakannya bersama engkau. Bersama semua orang. Sehingga bersama-sama, kelak kita akan meramaikan neraka dengan apa yang kita kira sebagai cinta.
Aku tidak memintamu untuk menghentikan usaha membangun tali silaturahmi yang sudah engkau rencanakan. Saling memberi itu mulia, dan menjaga silaturrahmi itu surga. Maka berikanlah coklat-coklat yang sudah engkau siapkan atas nama rasa persaudaraan sesama umat Islam dan sesama umat manusia. Dan jauhkanlah niat-niatmu yang lain agar terlahir kembali dua jabang bayi yang telah mati, akal dan pikiran.
Aku tulis ini atas nama kasih dan sayangku kepada engkau sebagai saudara seibu dan seayah, Adam dan Hawa.

Sabtu, 20 Maret 2010

Syair nakal Abu Nawas

Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa 'ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan Waghfir dzunubi,
fainaka ghafirudz-dzanbil 'adzimi....

Dzunubi mitslu a'daadir- rimali,
Fahabli taubatan ya Dzal jalaali,
Wa 'umri naqishu fi kulli yaumi,
Wa dzanbi zaaidun kaifa -htimali

Ilahi 'abdukal 'aashi ataak,
Muqirran bi dzunubi Wa qad di'aaka
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
wain tadrud faman narju siwaaka



wahai tuhanku.... aku sebenarnya tak layak masuk surgaMu,
tapi..... aku juga tak sanggup menahan amuk nerakaMU,
karena itu mohon terima taubatku ampunkan dosaku,
sesungguhnya engkaulah maha pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir
maka berilah ampunan oh Tuhanku yang Maha Agung

setiap hari umurku terus berkurang
sedangkan dosaku terus menggunung,
bagaimana aku menanggungkannya.

Wahai tuhan, hambamu yang pendosa ini
datang bersimpuh kehadapanMu
mengakui segala dosaku
mengadu dan memohon kepadaMu

kalau Engkau ampuni itu karena Engkau
sajalah yang bisa mengampun
tapi kalau tolak, kepada siapa lagi kami mohon
ampun selain kepadamu?


Abu Nawas

kata2 mutiara Imam Syafii

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang.

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan.

IMAM SYAFII